Halaman

Selasa, 04 Januari 2005

Wajah Baru Republika

(Bagian pembukaan ini--lima alinea--boleh dilewatkan)

Kira-kira 13-14 tahun yang lalu, dalam perjalanan ke sekolah saya tertarik untuk membeli koran yang dijual di atas bis. Yang membuat saya membeli adalah karena harganya yang murah, Rp 100, bahkan untuk ukuran uang saku saya yang waktu itu hanya 1.000 rupiah sehari.

Kesan pertama melihat halaman depan koran hitam-putih bernama Berita Buana itu adalah bersih. Tapi yang menarik perhatian saya adalah gambar pesawat Amerika, kapal induk, dan peta Irak (belakangan saya kenal sebagai infografis), yang pada masa itu baru saya lihat di Berita Buana.

Saya takjub, setiap berita di halaman depan habis tuntas, tidak ada sambungan, saya tidak harus membolak-balik halaman untuk membaca keseluruhan berita. Itu membuat saya tidak segan untuk membaca setiap berita di halaman depan.

Setahun kemudian, saya memutuskan untuk berhenti bekerja pada sebuah percetakan yang membayar saya Rp 1 juta sebulan sebagai operator mesin cetak, demi bekerja di koran Republika sebagai lay-outer dengan gaji Rp 400 ribu! Waktu itu, baru Media Indonesia yang menata-letak koran dengan bantuan komputer, di Republika masih menempel-nempel manual.

Di Republika saya kenal dengan Kumara Dewatasari, belakangan saya ketahui dialah salah satu dalang dari Berita Buana yang saya baca di bis semasa sekolah. Republika pada masa itu adalah kelanjutan dari Berita Buana yang terpecah, sebagian pekerja lalu membuat Republika, sebagian lainnya tetap membuat Berita Buana. Desain dan konsep Republika menurut saya persis Berita Buana lama. Yang baru (dan mengejutkan) di Republika adalah edisi Minggunya, mereka memuat indeks berita di atas logotype, hal semacam itu mungkin sudah lazim saat ini, tapi masa itu benar-benar progresif.

***

Tiga minggu lalu, Mas Kum mengabarkan bahwa Republika akan berubah wajah. Logotype dengan font bauer bodoni yang sudah digunakan sejak awal Republika terbit akan diganti dengan gaudy (betul kan, mas?). Saya menunggu dengan tidak sabar, bahkan sehari sebelum desain baru terbit, saya telah mengirim pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara yang rencananya bakal dimuat di blog ini (serius banget!). Dan hari ini, keluarlah Republika dengan wajahnya yang baru itu.

Oke, seperti dikatakan Dirutnya di halaman depan Republika hari ini:

"...Ketika surat kabar ini di tangan pembaca, logo Republika berkesan menjadi lebih bersahabat, terbuka, namun tetap berdiri kokoh...." (selengkapnya baca disini)


Tapi, sesuai pengakuan Mas Kum, perubahannya memang hanya pada logotype dan Folioline (kepala rubrik) serta rubrik-rubrik. Intinya tidak ada yang mengejutkan dalam redesign ini.

(coming soon: wawancara dengan Kumara Dewatasari)

6 komentar:

  1. font republika seperti font halaman bisnis, metropolis, dan rubrik-rubrik di halaman jawapos :D

    BalasHapus
  2. Anonim9:40 PM

    Sebenarnya sudah bagus logo Font Republika yang pakai Baur Bodoni lho..
    Tapi ya.. sudahlah.. Toh itu dah di ACC ama Bosnya kali jadi mo gak mau ganti deh?

    Patennya kudu bayar lagi gak ya?!

    Yang lain pembaca mungkin karena masih baru komentarnya biasanya agak miring kali ya?..

    Tapi the show must go on -laah!

    (Si Bur)

    BalasHapus
  3. justru pembukaannya yang penting! :D

    BalasHapus
  4. ternyata benar, fontnya sama dengan font untuk olahraga, ekonomi bisnis, dan metropolis (surabaya) untuk Jawa Pos. Tapi gpplah, semua desain koran kan semuanya "nyontek" dari desain2 yang telah ada, misalnya desan koran-koran luar negeri. tapi rasa-rasanya kok agak kurang elit ya, koran kok nyontek? :D

    BalasHapus
  5. Anonim7:10 AM

    logo baru republika itu font yang dipakai berita buana dulu 1990.

    sayang sekali logo harus berganti drastis.

    tapi ngomong-ngomong republika udah untung beneran belum ya?

    BalasHapus
  6. Thx for the comments

    Mas Zul websitenya kok does not exist

    BalasHapus