Halaman

Rabu, 13 Juli 2005

Logika Waktu Pendek Media

Tanpa kemasan kebaruan, aktualitas yang spektakuler, dan presentasi yang ringkas, media bisa ditinggal pelanggannya. Semua ini adalah demi efektivitas, rasionalitas, dan keuntungan. Bahayanya, bisa kehilangan tujuan karena teknik ingin mengalahkan semua nilai.

Selengkapnya... (Opini di Kompas)

Sabtu, 09 Juli 2005

7/7

Pengarang Le Petit Prince emang gak salah. Di novel itu dia bilang: orang dewasa sangat menyukai angka.
Ketika orang-orang dewasa diceritakan tentang seseorang, mereka tidak pernah bertanya hal-hal penting seperti: Kayak apa suaranya, atau mainan favoritnya, atau tentang koleksi kupu-kupunya. Mereka malah nanya berapa umurnya? berapa banyak saudaranya? berapa berat badannya, atau berapa penghasilan ayahnya.
Waktu tragedi WTC, koran-koran (yang emang ditulis dan dibaca oleh orang dewasa) suka sekali menuliskan angka 9/11. Trus pas terjadi pengeboman 3 stasiun bawah tanah dan sebuah double deck di Inggris ini mereka buru-buru menamainya sebagai teror 7/7. (Baca beritanya)

Alasan yang masuk akal kenapa para orang dewasa suka menggunakan angka adalah supaya mereka mudah mengingat-ingat. Dengan 9/11 orang dewasa akan langung ingat kejadiannya tanggal 11 September, begitu juga dengan 7/7.

Tanggal berapa tabrakan besar kereta yang menewaskan ratusan orang di Bintaro? Banyak orang dewasa yang bisa menjawabnya: 19 Oktober. Itu berkat Iwan Fals yang memberi judul lagu tentang tragedi itu dengan "1910".

Selain menggunakan angka 7/7, ada juga koran-koran yang mendeskripsikan drama pengeboman itu langsung di judulnya (seperti dikutip dari AFP - thx to buzet):
  • "A chaotic mix of fear, smoke and darkness" (my fav) - International Herald Tribune
  • "Terror comes to London" - The Independent, Inggris
  • "Carnage in London" - France Soir, Prancis
  • "Terror comes ever closer" - Bild, Jerman
  • "Second wave of terrorism in Europe" - Kathimerini, Yunani
  • "Terrorists strike again" - Gazeta Wyborcza, Polandia
  • "'An attack on all nations'" - South China Morning Post, Hong Kong
  • "Day the emergency planners hoped would never come" - New Zealand Herald
  • "Apocalypse London" - The News, Pakistan
  • "Terror strikes London" - The Nation, Thailand
  • "Murder in London" - The Washington Post, United States
  • "An odious attack" - Business Day, South Africa
  • "London horror" - The Star, South Africa
  • "Heart of London struck" - Le Renouveau, Tunisia

Malah ada juga yang langsung menuding
  • "Al-Qaeda punishes London" - Le Parisien, Prancis
  • "Al-Qaeda brings terror to the heart of London" - The Daily Telegraph

Kita maklum kalo mereka marah:
  • "If the terrorists want a fight, by God, we'll give it them" - The Sun
  • "Bastards" - Daily Stars

Kebayang gak apa kata Daily Prophet:
  • "Voldemort attacks muggles"

Jumat, 01 Juli 2005

Seputar Indonesia

As Seen on Blog sebelah:

Soal isi, tekstual maupun visual, secara selintas saya belum begitu terkesan. Pendekatan berita dan gaya bahasanya tak langsung menyajikan perbedaan mencolok -- kecuali dua serial fitur di halaman satu dianggap sebagai pembeda. Katakanlah tak seperti Republika dan Koran Tempo saat nongol. Saya merasa masih membaca sebuah city paper. Memang sih redaksinya menyatakan ingin menyajikan gaya "yang lugas namun ramah". Tapi grafisnya terasa sesak. Rasanya padat tapi bikin capek... Selengkapnya