Pada pengantar edisi perdana, Pemred Kompas sendiri menyadari bahwa konsumerisme bukanlah hal yang salah bagi negara maju, karena mereka merasa sudah melakukan kerja keras. Dimulai dari revolusi hijau dan industri yang menghasilkan sikap disiplin, kerja keras, dan etos kerja. Celaka bagi negara berkembang yang harus ikut-ikutan, padahal proses itu belum dilalui secara penuh.
Tapi kemudian Kompas berkilah bahwa Klass bisa menjadi peluang di balik konsumerisme, Kompas mengambil contoh desainer Biyan yang terlibat melahirkan Nokia seri 8800 Sirocco.

Untuk koran seperti Kompas, desain Klass terbilang berani, dengan gambar besar-besar dan cut-out di mana-mana, serta layout yang tidak kaku. Hanya saja warnanya masih sangat patuh pada master desain Kompas yang menurut saya sangat keras untuk produk premium.
Di Jogja kok nggak dapat Klass ya? Apa itu khusus jakarta aja?
BalasHapusBuat mas Herman: Klass waktu itu terbit tanggal 1 Mei, coba dicek lagi
BalasHapusBener sudah saya cek. Kan di halaman 1 ada tulisan besar kalau edisi 1 Mei ada Klass. Tpai setelah saya buka-buka korannya nggak ada Klass. ANeh...
Buat mas Herman: Di Bandung, Klass terbit kok.
BalasHapuskok belum di update ya blognya?
BalasHapuspadahal sarat informatif lho...
salam