Halaman

Jumat, 19 Juli 2013

Detik Terakhir

Terbit pertama kali 15 Desember 2011, hari ini Harian Detik mengabarkan penutupannya. Alasannya adalah karena mereka merasa belum bisa meraih cukup besar pembaca dengan cepat guna memastikan bahwa model bisnis Harian Detik bisa berkelanjutan dalam jangka panjang.

Kehadiran epaper yang 100 persen epaper ini menurut saya sangat visioner. Saat media lain hanya terfokus pada eforia iPad, Harian Detik paham bahwa mereka bisa membagi hasil kerja kerasnya ke platform lain yang lebih besar penggunanya, yaitu web pada desktop dan smartphone, juga Android.

Dari sisi desain, menurut saya kelemahan Harian Detik adalah--disadari atau tidak--mereka masih patuh pada cara mendesain media cetak: Permainan layout yang atraktif, warna-warni kontras, modifikasi jenis huruf yang beragam, dan terutama pembagian kolom yang khas media cetak.

Tampilan layout yang atraktif memang memanjakan visual, tapi tidak nyaman dibaca pada layar gadget. Justru layout datar dengan pemilihan font yang dingin menurut saya yang tepat untuk media digital. Untuk menarik secara visual, fungsi interaktifnya yang seharusnya ditonjolkan.

Pada surat perpisahan mereka di halaman 2 edisi Jumat Sore, 19 Juli 2013, mereka memakai istilah "memarkirkan", mudah-mudahan ini betul-betul hanya masa hibernasi, dan setelah ini mereka terbangun kembali dengan produk yang lebih matang.

Selasa, 16 April 2013

Pulitzer 2013

Inilah pemenang kategori fotografi, dua dari 21 kategori pada Pulitzer 2013. Semua yang menang mengambil obyeknya di Aleppo, Suriah.

Feature Photography
Fotografer lepas Agence France-Presse Javier Manzano. Karyanya menggambarkan dua tentara pemberontak Suriah berjaga di pos mereka dengan cahaya dramatis masuk melalui lubang bekas peluru di dinding.




Breaking News Photography: 
Lima fotografer Associated Press: Rodrigo Abd, Manu Brabo, Narciso Contreras, Khalil Hamra, dan Muhammed Muheisen untuk liputan yang menarik dari perang sipil di Suriah. Ini sebagian karya mereka:









Selasa, 02 April 2013

Linotype

Sekarang dia lebih memilih surat kabar yang berisi kolom-kolom panjang huruf cetak, masing-masing huruf dengan susah payah disusun secara manual untuk menciptakan sesuatu yang segera saja kehilangan relevansinya begitu surat kabar itu dijual di kios-kios, sebab berita di dalamnya sudah basi dan mati pada saat dibaca, dan dengan cepat digantikan oleh peristiwa-peristiwa lainnya di dunia.

--Dari halaman 21 novel John Connolly, The Book of Lost Things

Kamis, 28 Maret 2013

Green unEqual Sign



Untuk melawan gerakan Red Equal Sign yang mengunakan logo "sama dengan" berwarna merah seperti di atas (baca beritanya di sini), mungkin organisasi religius garis keras bisa memakai logo di bawah ini :)



Jumat, 15 Maret 2013

Habemus Papam!

Dmitry Lovetsky dari kantor berita AP adalah salah satu dari ratusan fotografer yang hadir di lapangan Santo Petrus Basilika, Vatikan untuk mengabadikan pidato pertama Paus Fransiskus pada 13 Maret 2013 lalu.

Redaktur foto di seluruh dunia akan menanti foto seperti ini untuk mengisi halaman korannya, penampilan pertama kali seorang Paus yang konon rendah hati dan sederhana.

Dan keesokan harinya, ratusan koran di seluruh dunia yang memberitakan terpilihnya Paus pertama dari Amerika Latin itu menampilkan foto seragam, persis seperti yang Dmitry buat.

Inilah pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa besar seperti terpilihnya Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini. Lain kali, antisipasi supaya keseragaman sejenis tidak terjadi. :)

Inilah parade koran-koran seragam dari Amerika Latin (saya tidak menyediakan versi besar dari masing-masing koran)


Koran-koran Abang Sam juga seragam.


Eropa juga :)


Gambar-gambar koran dikumpulkan dari Newseum.



Kamis, 07 Maret 2013

Selamat Jalan El Comandante

Bahkan seorang Chaves juga punya 'dosa'. Pada 2009 Dia mereferendum pembatasan jabatan presiden. Sehingga pada 2012 terpilih kembali keempat kali.

Ini dua koran Venezuela memotret Caracas melepas sang pemimpin tercinta.


Minggu, 03 Maret 2013

Bocor


Setelah cover Tempo soal Ahmad Heryawan dan BJB dimanfaatkan untuk kampanye hitam pada Pilkada Jawa Barat minggu lalu, petinggi Tempo membuat pengumuman ini:


Kawan2 Tempo sebangsa dan setanah air.

Dengan ini diharapkan kepada kawan2 semua agar tidak mengunggah cover Tempo sbg profile picture bbm atau di social media (facebook, twitter dll) terlalu dini.

Apapun gambarnya, cover Tempo sangat mungkin dipolitisasi oleh orng yg tak suka kepada Tempo atau orang yg mau mengambil keuntungan dari gambar tersebut.

Cover Tempo boleh diunggah Minggu pagi krn secara resmi saat itu versi ipad sudah dirilis.

Terimakasih atas pengertiannya.

Salam merdeka!


Terkesan sangat hati-hati?

Menurut seorang reporter Tempo, Aher sampai membatalkan janji wawancara gara-gara melihat bocoran cover Tempo duluan.

Selain itu, pemborongan Tempo pada beberapa edisi juga terjadi akibat bocornya cover di media sosial.

Sementara itu di belahan dunia lain, Coverjunkie tidak hanya membocorkan cover-cover majalah yang akan terbit, mereka bahkan berani menampilkan rejected cover.

Itu malah bisa jadi umpan untuk mendapatkan feedback--positif atau negatif--dari masyarakat.

Dan pemborongan media cetak tidak lagi efektif saat ini. Karena seperti Tempo, Media cetak sekarang juga terbit dalam versi-versi digital.

Rabu, 27 Februari 2013

Untung Ada Agus

Seribu Kata, rubrik di majalah Tempo yang menampilkan foto-foto pilihan setiap minggu. Pilihannya bisa dari yang paling serius seperti pemenang World Press Photo sampai foto 'enteng' soal penyelamatan anjing tercebur kali, seperti ini:

Caption: Untung Ada Agus. Pria 29 tahun ini menyelamatkan anjing peliharaan yang terjebak dalam lumpur di Sungai Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin pekan lalu. Meskipun berbahaya, Agus nekat menyelamatkan anjing yang tercebur di sungai dengan kedalaman sekitar 1,5 meter ini. (Foto: Antara/Wahyu Putro A.)


Lagi Musim